Temukan Cara Bagaimana BioEtanol Dibuat !
Daftar Isi
Selamat bertemu kembali dengan saya. Semoga tidak
bosan! Baik kali ini saya akan membahas mengenai salah satu energi alternatif
yang paling populer dikalangan industri. Karena penggunaan yang tidak hanya
mencangkup di sektor energi saja melainkan di banyak sektor mulai dari sektor
solvent, dan bisa digunakan di bidang industri obat-obatan, makanan, serta
kosmetik. Akhir-akhir ini mahasiswa teknik kimia baik diploma maupun sarjana lebih
memilih dengan tema zat ini untuk tugas akhirnya, mengapa? Karena keberadaan
akan zat ini selalu digadang-gadangkan sebagai zat yang multifungsi. Zat apa itu?
yaitu BioEtanol
Mungkin kebanyakan dari kalian yang memilih jurusan
kimia atau teknik kimia, nama bioetanol tidak menjadi hal yang begitu asing
untuk didengar. Namun artikel ini dibuat dan ditujukan terutama untuk informasi
pelajar yang hendak mengetahui zat ini lebih detail.
Bioetanol diambil dari kata Etanol. Etanol merupakan
zat kimia yang memiliki nama lain etil alkohol dengan rumus kimianya C2H5OH. Etanol
ini merupakan salah satu dari jenis alkohol yang memiliki sifat cairan tak
berwarna, mudah terbakar dan mudah untuk menguap. Etanol merupakan senyawa
alkohol yang paling banyak digunakan bila dibandingkan dengan senyawa alkohol
jenis lain seperti metanol dan propanol.
Molekul Etanol |
Penggunaan akan etanol telah dikenal dalam berbagai
bidang. Mulai dari minuman beralkohol, industri obat-obatan dan kosmetik
seperti parfum, mouthwash, obat psikoaktif, Industri makanan, dll. Dalam bidang
energi etanol digunakan sebagai bahan campuran bahan bakar untuk meningkatkan
angka oktane pada BBM. Sifat dari etanol yang tidak reaktif dan mudah larut
dalam air menjadikan etanol sebagai salah satu bahan pelarut (Solvent) yang
cukup populer digunakan.
Pembuatan etanol dapat dilakukan 2 cara, yaitu
secara petrokimia atau secara biologis. Penjelasannya sebagai berikut :
1. Cara
Petrokimia
Dalam proses ini melibatkan minyak bumi sebagai
bahan utamanya. Salah satu senyawa hasil dari proses fraksinasi minyak bumi
yaitu etilena. Dimana etilena ini bila di hidrasi akan menghasilkan etanol. Reaksinya
seperti ini :
Reaksi Pembentukan Etanol dari hidrasi etilen |
Dalam buku karya Roberts, John D.; Caserio, Marjorie
C (1997). “Basic Principles of Organic Chemistry” W.A. Benjamin, Inc. ISBN
0-8053-8329-8 menjelaskan katalis yang umum digunakan dalam proses hidrasi
etilena adalah asam fosfat. Proses ini digunakan dalam produksi etanol secara
besar-besaran oleh industri Shell Oil Company pada tahun 1947 (“Ethanol”
Encyclopedia of Chemical Technology. 1991. Pp 82.). dengan kondisi operasi
menggunakan tekanan uap pada suhu 300 C.
Metode hidrasi etilena lainnya dapat dilakukan
secara hidrasi tak langsung dengan asam sulfat pekat untuk menghasilkan etil
sulfat yang nantinya dihidrolisis untuk mendapatkan etanol. Namun metode ini
telah jarang digunakan karena tidak efisien.
Artikel Terkait “Minyak Bumi”
2. Cara
Fermentasi
Etanol dapat dirpoduksi dengan metode fermentasi,
yaitu metode yang melibatkan unsur biologis dalam prosesnya. Dalam proses ini
dimana gula (glukosa, fruktosa dan sukrosa) yang diubah menjadi energi seluler,
etanol dan karbon dioksida sebagai produk sampingnya melalui proses fermentasi.
Proses fermentasi ini melibatkan khamir jenis (Saccaromyces Cerevisae)
dan berjalan tanpa adanya oksigen/anaerob. Cara fermentasi ini banyak digunakan
dalam pembuatan wine pada buah, dimana buah mengandung fruktosa yang dapat
diubah menjadi etanol, yang biasa dikonsumsi sebagai minuman beralkohol. Kandungan
etanol pada wine hanya berkisar dari 5-20% semakin tinggi kadar etanolnya maka semakin
mahal harganya. Etanol dari buah tidak mungkin digunakan sebagai bahan bakar
karena tidak efisien. Mengapa? Karena buah merupakan sesuatu yang bisa dimakan
secara langsung atau dimanfaatkan sebagai produk apapun termasuk wine. Sangat tidak
efektif dan efisien bila buah dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan
etanol untuk bahan bakar.
Etanol untuk bahan bakar yang dibuat dari proses
fermentasi kita kenal dengan sebutan BioEtanol. Pembuatan bioetanol berprinsip
pada pembuatan wine. Hanya saja yang berbeda dalam pembuatan bioetanol ini
adalah bahan utamanya. Jika wine memanfaatkan buah yang mengandung fruktosa
dalam pembentukan etanolnya, sedangkan bioetanol lebih merujuk kepada
pemanfaatan biomassa organik yang tidak terpakai yang kaya akan senyawa
polisakarida seperti selulosa, pati, dan kitin. Singkatnya kita mengetahui
bahwa polisakarida merupakan senyawa dengan susunan molekul gula yang merangkai
menjadi ikatan panjang dan berulang. Dengan sifat dan susunan penyusun utama, senyawa
polisakarida dapat dimanfaatkan sebagai Bioetanol, namun proses
pengkonversiannya akan lebih panjang bila dibandingkan dengan pembuatan wine.
Dalam pembentukan bioetanol, sumber akan polisakarida
seperti kulit singkong, jerami, dll yang merupakan biomassa organik yang pemanfaatan
belum ada hingga sekarang dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama Bioetanol
yaitu dengan melalui 3 cara;
Hidrolisis →
Fermentasi → Distilasi
Reaksi Pembentukan Etanol dari Biomassa |
Polisakarida harus dihidrolisis terlebih dahulu
menjadi molekul senyawa tunggal gula yang nantinya hasil hidrolisis ini berupa
filtrat akan dilanjutkan dengan proses fermentasi alkohol. Hidrolisis polisakarida
menggunakan air dalam prosesnya dan untuk mempercepat proses hidrolisis maka
proses hidrolisis menggunakan kondisi operasi pada suhu 90-120 oC dengan
katalis asam sulfat. Proses hidrolisis, polisakarida akan terpecah menjadi
senyawa penyusunnya yaitu molekul gula. Selanjutnya hasil hidrolisis
dilanjutkan dengan proses fermentasi menggunakan khamir dalam kondisi anaerob. Sebelum
proses fermentasi dilakukan perlu diadakan suatu pengecekan mulai dari kondisi
pH filtrat hasil hidrolisis agar sesuai dengan kondisi hidup bakteri. Hasil fermentasi
dilakukan hingga proses fermentasi selesai berjalan yang ditandai dengan tidak
adanya gelembung gas CO2 hasil dari respirasi khamir. Hasil dari fermentasi
dilanjutkan dengan proses distilasi untuk pemisahan etanol dari zat pelarutnya.
Pada proses distilasi akan dihasilkan etanol dengan
kadar 80-95%. Etanol ini disebut dengan etanol hidrat dan dapat digunakan
sebagai bahan bakar, akan tetapi etanol hidrat tidak dapat digunakan sebagai
bahan pencampur pada BBM karena perlu dilakukan pemurnian etanol hingga kadar
99,99%. Etanol jenis ini disebut dengan etanol absolut. Pembuatan etanol
absolut dapat menggunakan proses adsorpsi atau dengan metode penambahan senyawa
anhidrat untuk menyerap kandungan air sisa pada etanol hidrat.
Posting Komentar