Ketika Mencari Pekerjaan Harus D3
Daftar Isi
Kalian pasti bingung, bertanya-tanya dan berkerut
jidat apa maksud dari judul yang diatas.
Bahkan kalian mulai menebak-nebak apa maksudnya!
Bukan! bukan itu yang wowcang maksud dalam judul diatas.
Awalnya wowcang pun tidak berniat untuk menulis
artikel ini, sempat bingung dan tidak percaya namun seringkali singkatan diatas
kerap muncul di laman grup FB yang wowcang gabung. Sangking banyaknya orang
yang menulis pernyataan tersebut maka wowcang tertarik untuk menulisnya menjadi
sebuah artikel di situs wowcang.com
Kata D3 bukanlah degree
yang biasa kalian jumpai di sistem perkuliahan, kata D3 disini merupakan sebuah
kata yang mewakili arti dari 3 kata. Kata D3 merujuk suatu singkatan dari
(Dulur, Duit, dan Deket). Mungkin kalian sudah mulai terbayang apa maksudnya.
Yah benar, artikel ini memiliki jalan yang sepandang
dengan pikiran anda!
kata Dulur, Duit, dan Deket memiliki arti
sendiri-sendiri. Duit dapat diartikan sebagai sesuatu yang berbentuk moril,
Dulur memiliki arti sebagai sebuah hubungan spesial yang terjalin baik dalam
sebuah keluarga, sedangkan deket maksudnya adalah sesuatu yang berhubungan
dengan relasi dalam suatu komunitas.
Kata D3 sering dilontarkan oleh para pencari kerja,
entah karena fakta atau mereka mulai lelah ditolak perusahaan sana-sini. Namun
apapun alasannya tetap tidak bisa dipungkiri bahwa praktek D3 memang benar
adanya.
Memang jika dirasakan, kadang kehidupan tak adil.
Dimana dia yang memiliki uang pasti berkuasa, yah begitulah fenomena hidup
mencari kerja di kehidupan yang dimana uang telah menjadil tujuan utama. Memang
tidak bisa dikilahkan juga bahwa kita hidup memang butuh uang, kita mau selamat
dunia harus butuh uang. Tapi haruskah begini caranya?
Sungguh ironis ketika mengetahui yang terbaik
bukanlah lagi yang terbaik, memang semua rezeki sudah ada yang mengatur tapi
pikiran ini yang bisa membuat kita semakin terjerumus untuk menuju kepasrahan,
padahal rezeki tak akan datang jika kita tak menjempuntnya.
Mengenai praktek D3, wowcang beranggapan jika
praktek “Dekat” sangat penting untuk
dibangun, praktek dekat masih dalam jalur kebenaran dan tidak salah untuk
dilakukan. Karena faktanya jalan terbaik untuk mendapatkan pekerjaan secara
cepat dan halal memang bersumber dari hubungan relasi, akan tetapi ada yang
harus anda korbankan. Apa itu? keterpaksaan atas status ekonomi memaksa diri
kamu untuk mendapatkan pekerjaan secara cepat dengan mengorbankan kerja sesuai
minat kamu. Memang perkataan wowcang diatas sangat tidak realistis, tapi masih
nyata untuk dilakukan. Kamu boleh saja berkilah mengenai “kerja sesuai minta sangat mustahil untuk dilakukan saat-saat ini”
namun itu bukanlah sesuatu yang mustahil untuk dilakukan.
Sedangkan, untuk praktek “Duit” dan “Dulur”, jika
boleh jujur praktek seperti inilah yang membuat wowcang geram, mungkin kalian
pun akan berpikir demikian. Kadang kalanya kita harus terkorbankan akibat dari
praktek semacam ini, prektek seperti inilah yang semakin membutakan mata
manusia, padahal jika diingat bahwa kerja harus berlandaskan pada
profesionalitas, namun yang dirasakan adalah sumber awalnya yang tidak
profesional. Apakah harus seperti ini? Bukankah negara ini telah menganut
sistem non KKN?
Lalu bagaimana dengan saya yang tidak memiliki unsur
D3? Apa saya harus menganggur selamanya?
Tidak, Tentu Tidak. Tidak semua perusahaan bersifat
seperti itu. Masih banyak praktek rekruitmen tenaga kerja diluar sana yang
masih berlandaskan kejujuran. Lagipula hasil mencari kerja melalui tahap inilah
yang sangat terasa dihati, karena diri kita sendirilah yang telah berusaha untuk
menjemputnya, sebuah pencapaian yang cukup untuk dibanggakan. Memang kadang
hidup tidak sejalan seperti apa yang diharapkan, namun dengan adanya secercah semangat
dalam diri tentu itu sudah lebih dari cukup untuk keluar dari keterpurukan.
Berusahalah sekuat mungkin selagi bisa berusaha, dan selalu ingat bahwa “cahaya akan selalu muncul bahkan di langit
gelap sekalipun”.
Posting Komentar