Masalahmu Memang Besar, Tapi Apalah Arti Masalah Besar Jika Kamu Punya Tuhan dan Para Sahabat
Daftar Isi
Malam itu udara dingin cukup menusuk tulang. Kilatan
cahaya petir terlihat gemerlap dari balik jendela kamarku. Disusul dengan suara
gemuruh petir yang menjadi satu-satunya musik malam itu.
Sunyi, amat sunyi yang dirasakan. Hanya keheningan
yang kurasakan di seluruh penjuru ruangan kamarku. Malam ini tepat pukul 3 dini
hari aku terbangun dari lelapnya tidurku, terusik akan suara gemuruh petir yang
menari-nari dan pikiran yang selalu datang menghantui di setiap bangun malamku.
Hanya doa yang kupanjatkan yang bisa menjadi penyejuk hati, Pixabay.com |
Terbangun di tengah malam memang kerap terjadi
padaku. Apalagi pikiran ini semakin hari semakin kuat yang dirasakan. Yah
apalagi kalau bukan masa menganggurku yang makin lama semakin bertambah. Hari
demi hari terlewati tanpa adanya kabar indah dari setiap lamaran yang aku
kirimkan.
Cukup menganggu pikiran yang dirasakan, apalagi umur
bapakku yang semakin hari semakin berkurang. Aku tersadar bahwa hari itu bisa
datang kapan saja. Teringat akan kejadian ibuku yang pergi duluan tanpa ucapan
selamat tinggal.
Aku tak mau bila hidupku tanpa memberikan balasan
apapun kepada orang-orang yang telah mengasihi diriku. Yah setidaknya aku ingin
memberikan sedikit kebahagiaan bagi bapak yang amat kucintai. Hanya itu yang
aku pikirkan selama ini.
Bosan rasanya hidup tunggang langgang seperti ini.
Apa yang dibayangkan pada saat menempuh pendidikan dahulu ternyata tak seindah
dengan kenyataannya. Bosan, amat bosan.
Kemudian kuturun dari keranjang tidurku menuju pintu
kayu yang akan mengarahkan diriku ke basemen jemuran. Diluar aku menatap
langit, melihat hamparan awan hitam yang semerabuk di langit tanpa adanya
satupun cahaya bintang. Dalam kesunyian aku tertunduk menyalakan keran air
didepanku untuk berwudhu.
Apa daya yang dapat kulakukan selain bersimpuh,
berserah diri kepada yang Maha Kuasa.
Memang tidak pantas rasanya, seorang hamba yang
hanya memohon kepada Pencipta ketika hanya sedang dirundung kepiluan. Rasanya
seperti hanya datang pada saat perlunya saja.
Oh Tuhan, maafkan hambamu yang masih lalai ini dalam
menjalankan seluruh perintahmu. Tubuh ini masih rentan terhadap dosa-dosa yang
kerap dilakukan. Hanya dengan ini, hamba meminta belas kasihmu agar sekiranya
Engkau sudi memaafkan segala dosa yang pernah kuperbuat.
Hanya kepadaMu hamba meminta, hanya kepadaMu hamba
memohon. Jadikan setiap langkahku hanya menuju keberkahan yang dapat
mengantarkan hamba menuju surgaMu. Aminn
Hanya doa yang bisa kulantunkan dalam sujudku.
Mengharapkan agar harapan yang selama ini diharapkan dapat segera tiba.
Besok pagi adalah momen yang akan menjadi salah satu
kisah sejarah bagiku. Besok pagi aku akan melaksanakan ujian Psikotes disebuah
perusahaan setelah aku dinyatakan lolos pada tes sebelumnya.
Akankah ini akan menjadi akhir dari perjuanganku
dalam mencari kerja? Atau akankah masih ada kisah-kisah yang harus kulewati dan
akan kutuliskan dalam lembaran kertas? Entahlah semua masih menjadi misteri Illahi.
Lagipula aku tidak pernah meminta agar aku dapat segera bekerja, melainkan aku
hanya meminta agar diberikan kemudahan
dalam menghadapi segala ujian yang ada dan berharap bahwa itu merupakan
jalan yang terbaik.
Dalam hidupku aku berjanji bahwa aku tidak akan
pernah pasrah dengan kondisi yang terjadi padaku. Aku berjanji bahwa aku akan
menjadi seorang yang selalu semangat dalam berjuang memperjuangkan hidupku.
Karena aku tersadar bahwa hanya diriku sendirilah yang aku punya saat ini. Aku
hanya berharap agar disana selalu ada uluran tangan ihklas para sahabatku yang
akan selalu siap menarik diriku untuk berdiri kembali akibat kegagalan yang
terjadi padaku.
Aku percaya bahwa di depan sana akan selalu ada
masalah besar yang siap menghadang, namun apalah arti masalah jika aku memiliki
Engkau Wahai Tuhanku dan Seluruh Para Sahabatku.
Posting Komentar