Selamat Tinggal Benda Panjang
Daftar Isi
Judulnya menggelikan yah, begitu pula pengalamannya
yang juga menggelikan. Ahh begitulah manusia, sudah ada peringatannya namun
tetap saja melakukannya dengan segenap hati. Yah apalagi kalau bukan karena
sensasinya yang begitu menyenangkan, menghipnotis siapapun yang mencobanya.
Benda panjang yang sangat super terasa nikmat begitu
disedot. Awalannya susah dan jijik. Tapi jika sudah ketagihan maka akan terasa
begitu nikmat setiap kali disedot.
Ehhh... tunggu dulu apaan sih ini? Ngomongnya kok
nggak jelas, bercabang, dan ambigu. Ntar bisa menimbulkan pikiran-pikiran yang
nggak bersih!! Ahhh jangan ngeres dulu. Benda panjang yang dimaksud adalah
sebatang rokok.
Kalian tahu kan sebatang rokok? Iyah sebatang benda
yang biasa dibungkus dalam kemasan rokok berisi kisaran 12-16 batang dengan
harga yang bervariasi.
Dalam artikel ini aku tidak akan mendeskriditkan
bahwa merokok adalah kegiatan salah, begitu pula dengan orang yang merokok. Aku
akan berkata salah jika ada orang yang tega merokok di depan umum tanpa izin dengan santainya
dan mencemari udara yang ada. Bukan apa-apa, tapi melihat kondisi seperti ini
berarti si perokok telah melanggar Hak
Kebebasan Bernafas bagi orang yang tidak merokok.
Oke balik lagi ke cerita. Artikel ini berisi cerpen
yang menceritakan tentang orang yang telah mendedikasikan dirinya untuk tidak
merokok terjebak 1 minggu dalam hingar bingar kenikmatan merokok.
Huhhh... mengingat itu semua bikin menyesal campur
perasaan aneh dan rasanya ingin tertawa.
Baik begini experiencenya.
Hahaha. Eh buset orang merokok kok malah dijadikan experience. Nggak banget kan???
Pada suatu hari. . . .
Aku pulang habis muncak dari Gunung Pulosari Pandeglang dengan menempuh jarak yang sangat
jaaaauuuuuh sekali yaitu sekitar 2 jam perjalanan yang membuat badan aku remuk,
pantat aku jemper dan hampir tepos maju kedepan. Ditambah badan aku kedinginan
merinding disco karena selama perjalanan turun ke bawah kami diguyur hujan
habis-habisan.
Alhasil baju basah, nggak bawa ganti, dan pulang
kerumah cuma dibungkus baju basah yang membuat bibir aku komat kamit selama
perjalanan.
Yah namanya juga naik gunung pasti ada saja
ceritanya. Iyah nggak??
Aku sampai rumah jam 12 malam. Saat itu rumah sepi
nggak ada orang karena keluarga sedang pulang ke Jawa untuk menengok Mbah kami.
Kedinginan karena terjangan maut kami dari Pandeglang menuju Cilegon membuat aku
hampir Hipotermia. Lebayyyy.
Karena kondisi basah, akhirnya aku bergegas untuk
mandi agar kotoran yang melekat di tubuh serta dingin-dinginnya dapat segera
hilang. Tapi kenyataannya kotorannya memang hilang, tapi dingin tak kunjung
hilang. Ya Allah.... mau minta urut sebenarnya tapi nggak tau sama siapa.
Akhirnya yah cuma urut-urutan pakai tangan sendiri dan balsem andalan. Hangat
memang, tapi hangatnya kurang HOT.
Mau buat teh tapi mager banget. Sambil tiduran dan
gulang guling di atas kasur. Mata aku terhipnotis akan sebuah kotak berwarna
putih yang terletak dekat jendela kamar.
Aku langsung beranjak dari kasur, dan benar saja ada 1 bungkus
putih rokok milik Bapak yang ketinggalan dan masih berisi 3 batang.
Awalnya sih melihat biasa saja. Tapi aku teringat
akan kata-kata temanku si inisial P dan si inisial D bahwa rokok bisa bikin
hangat...
nah sekarang kalian tahu siapa akar dibalik itu
semua? Hahaha
Karena kondisi tubuh yang kedinginan dan termakan
akan omongan mereka. Haha. Akhirnya aku keluarkan satu batang rokok penuh
dengan keraguan. Dalam hati “Sedot nggak
yah, sedot nggak, sedot nggak,, ahhh sedot ajalah, mumpung nggak ada Orang.
Hahah”
Namanya juga manusia, mudah sekali tergoda. Hahaha. Langsung
aku garap dengan menyalakan satu batang tersebut dengan korek yang kebetulan
aku temukan juga dikamarku. Rokok sudah dalam status menyala. Mau disedot tapi kikuk
dan nggak tahu caranya bagaimana. Nggak tahu bagaimana cara nyedotnya dan nggak
tau cara bagaimana ngeluarin asapnya. Nanti kalau semisal asapnya nggak keluar dan
terjebak di dalam, bagaimana? Aku bisa-bisa mati konyol ini mah. Mana di rumah
nggak ada orang lagi. Masa iyah nanti pas Bapakku pulang aku sudah membusuk
diatas kamarku. Naudzubillah.. heheh
Akhirnya aku buka youtube dan google. Mencari
kiat-kiat bagaimana merokok yang baik dan benar. Buseetttt kaya apaan aja!!
Berbekal pelajaran yang diemban di youtube dan
google akhirnya aku sedot itu rokok yang menyala. dannn.....
“Ohhoook,,,, Ohoook,,, Ohhhooookkk, Ohhhoooook,
Oweeeekkkk” merasakan asap
melewati kerongkongan membuat aku batuk tersedak.
Iyyuuuhhh,, benda apaan ini. Heran banyak banget
orang yang demen ngisep kaya beginian. Terheran dengan rasanya yang aneh, aku
memutuskan untuk menaruhnya di lantai kamar dan balik ke atas kasur.
Pikiranku mulai terganggu. “Duhh,,, sayang amat rokok nggak diisep sampai habis. Mubazir ini mah”
dengan motif yang aneh itu, aku beranjak dari kasur dan kembali ke atas lantai
dan memungut rokok yang tadi dicuekin. Kuhisap perlahan, dan batuk, asap pun
keluar. Begitulah seterusnya hingga 1 batang rokok habis.
Oh My God... jadi gini toh rasanya merokok.
Hahahahah. Seru juga. #ehhh buset. Hahaha
Pojok tempat yang menjadi saksi bisu kekonyolanku |
Aku senyum-senyum sendiri di pinggir ruangan karena
menghabiskan satu batang rokok. Bangga karena sudah bisa menghabiskan satu
batang. Hahahah #Gubraakkkk.
Rasanya itu loh luar binasa eh biasa. Badan yah gitu
deh pokoknya nikmat. #jangan ditiru bagi kalian yang belum terbiasa!!!
Terhipnotis akan Nikotin yang terkandung dalam
rokok. Kuambil satu batang lagi keluar dari kotak. Ku sundut korek dan voila,
kuhisap lagi. Awalnya batuk tapi batuknya tidak sebanyak diawal. Lama kelamaan
terbiasa juga. Huhu :’( miris
Kali ini dengan gaya rokoknya di putar-putar ala perokok handal, dan duduk yang ala makan di warteg. Ahh pokoknya nggak
banget buat di gambarin.
Merokokku malam itu tidak berhenti dua batang saja,
melainkan tiga batang. Ya Ampuunnn. Setelah habis aku langsung tidur dengan
perasaan yang ehhhmmm, yah kalian tahu sendiri lah...
Kejadian itu hanya aku dan kamarku yang menjadi
saksi nyata tingkah kekonyolanku.
Kegiatan merokok tidak berhenti di hari itu,
berlanjut hingga hari besoknya dan besoknya dan besoknya. Setidaknya satu hari
bisa habis 2-4 batang rokok sambil sembunyi-sembunyi. Hingga akhirnya terjadi
suatu insiden yang membuat aku ogah untuk menyentuh benda itu lagi.
Hari itu tepat satu minggu setelah hari awal aku
mencoba rokok untuk pertama kalinya. Pada saat itu tanggal 20 Januari. Aku lagi
dikejar deadline akan lomba yang
ingin ku ikuti. Iyah sebuah lomba menulis novel. Aku sudah lama menulis
novelku, lama sekali, tapi karena perasaan malas, selalu ada saja alasannya
untuk mengurungkan niat yang sudah lama terpendam. Padahal sudah aku tempelkan
tulisan deadline yang besar di
dinding kamarku agar aku tetap semangat. Tapi ternyata tidak begitu berhasil.
Deadline tanggal 23, dan aku berencana untuk
menyelesaikannya dan mengirimkannya tanggal 22. Saat itu, tanggal 20 Januari
pukul 10 malam. Aku bertekat untuk menyelesaikan beberapa sekuel hingga pukul 2
malam.
Aku duduk di atas meja kecil dengan laptop yang
kuletakkan diatas kasur. Kukerjakan dengan penuh semangat dan segala ide aku
tuangkan dalam tulisanku. Aku mengerjakan dengan ditemani yah apalagi kalau
bukan rokok. Sambil mikir, sambil ngetik aku merokok dengan santainya.
Aku tidak sadar berapa rokok yang telah aku
habiskan. Aku hanya berkutat dengan laptop dan tangan yang iseng mengambilnya
lagi ketika sudah habis.
Hingga akhirnya sebuah insiden terjadi. Tepat pukul
setengah 3 pagi. Fokusku tiba-tiba terganggu oleh kepala yang sangat terasa luar biasa sakit. Saaaakiiiit sekali, pusing berasa seperti semua benda dan ruangan berputar-putar
di kepalaku.
Lalu aku putuskan untuk tiduran namun terasa dada
yang begitu tak nyaman, berat amat nafasku yang dirasakan. Kulihat segala
penjuru ruangan kamarku, ternyata ruangan sudah sangat pekat dengan asap rokok
yang berhamburan disegala penjuru ruangan. Ingin rasanya kubuka jendela tapi
sekali lagi aku tak mampu untuk mendirikan badanku. Kepala rasanya seperti mau
pecah dan dada terasa sangat berat dan sesak.
“Ya Allah apa yang terjadi dengan diriku. Selamatkan
aku yah Allah”. Begitu doaku.
Ku coba untuk berdiri dengan susah payah dan berlari
menuju pintu yang mengarahkan aku keluar ruangan kamarku menuju bagian jemuran
dimana aku bisa bernafas disana. Aku terduduk diatas lantai samping keran
sambil mencoba untuk bernafas kembali dengan susah payah. Kuambil nafas demi
nafas. Udara demi udara.
Lokasi Renungan Sekarat |
Aku terhantuk, terduduk setengah sadar di tempat
itu.
Ingin kuteriak memanggil bapakku, namun ahhh aku
tidak ingin seisi rumah heboh karena ulah bodohku ini.
Aku terduduk dan merenungkan akibat tingkah yang
amat sangat bodoh yang aku lakukan malam itu. Sungguh maafkan aku Ibuku, aku
telah melanggar janji yang telah aku ikrarkan kepadamu. Aku sadar bahwa aku
tidak terlahir untuk mencoba hal seperti ini.
Lewat insiden itulah Allah mencoba memberikan aku pengarahan
bahwa tubuhmu tidak cocok dengan yang seperti ini.
Posting Komentar