Sahabat Paket Komplit
"Mas, punten kalau mau masuk Ruang Administrasi. Masuknya lewat pintu mana ya?"
Banyak orang bilang untuk "jangan menilai seseorang dari penampilannya.." tapi gua pikir saat itu perjumpaan kita agak lucu ya.
Lu dengan Jaket separuh merah, separuh biru, Ransel Kuning mencolok, dan sepatu merah menyala membungkus badan yang, yah nggak bisa dibilang gendut, tapi juga nggak bisa dibilang kurus, standar pun nggak 😄 lengkap dengan kacamata bulat sehingga perawakan lu persis seperti Aktor dalam serial Boboho.
Saat itu, gua sempat berpikir. Kalau lu termasuk berani dengan outfit yang bisa dibilang lebih gonjreng daripada Pria kebanyakan. Entah hanya pikiran gua atau orang lain pun berpikir demikian.
Memang benar ya, kalau terkadang skema perjumpaan itu terjadi secara misterius. Jujur, awal gua tahu kalau kita bakalan sekelas. Gua nggak pernah membayangkan kalau lu, gua, Toni bakalan akrab.
Akrabnya pun beneran akrab. Setidaknya itu yang gua rasa. Entah Lu..
Padahal saat awal kita semua berjumpa dalam kelas pertama kali. Menurut gua, lu yang paling nggak terlalu mencolok, datang sendirian dengan airpods di telinga dan duduk di kursi paling belakang.
But, I was wrong... Rupanya dalam diamnya lu, tersimpan jiwa yang begitu receh dan seru. Nggak heran kalau lu menjadi populer di kalangan anak sekelas terutama kaum wanita padahal perjumpaan itu hanya berlangsung kurang dari 2 jam. Predikat supel sepertinya sudah lama bertengger di kepala lu yang botak itu.
"Apa kabar, Dut??"
Masih ingat nggak lu? Di hari pertama Ujian Tengah Semester 1, saat lu maksain buat ikut ujian padahal hari itu lu baru aja kerja malam. Gua masih ingat betapa riuhnya kelas saat Toni mencoba untuk menunda waktu ujian hingga lu tiba ke kampus akibat ketiduran di Bis hingga Kampung Rambutan dan lu nggak tahu caranya balik.
Atau saat lu kesasar di daerah rumah gua sewaktu pergi ke Indomaret depan.
Atau saat lu bilang udah sampai Kebon Jeruk padahal lu lagi di Kali Deres. Sumpah itu momen paling Bego yang pernah menimpa gua sepanjang gua hidup. Terus dengan santainya lu bilang "Gimana Jakarta pagi hari, Ndre??" Tanpa memperdulikan gimana Hecticnya jalanan Ibukota 😅.
Seandainya gua punya kekuatan, saat itu mungkin lu udah gua ubah jadi rengginang buat sarapan nanti.
I guess dibalik otak lu yang yah bisa dibilang paling encer di kelas. Lu tetap punya kekurangan Buta Arah ya..
"Apa Kabar, Dut??"
Lu masih ingat?? Sewaktu kita gayoran bertiga bak cabe-cabean. Heboh di sepanjang jalan karena lu terus menggerutu nggak kebagian tempat duduk. Entah apa yang orang lain pikirkan ke kita saat itu. Jujur, Gua malu tapi ternyata seru juga mengingat itu kali pertama gua main ke tempat lu.
Atau lu masih ingat, sewaktu kita pergi ke Pantjoran PIK dan lu kita suruh untuk memesan 3 mangkuk Bakmi. Lu masih ingat kan? Betapa blingsatannya si Toni mengetahui kalau Bakmi yang lu pesan adalah Bakmi Babi while dia sedang nyeruput kuahnya.. wkwk.
Saat itu ketawa kita lepas banget dan tanpa dosa lu nyeletuk "Enak ya Ton.??" hingga Toni melayangkan Jitakan ke kepala lu.
"Apa kabar, Dut?"
Toni pernah bertanya "Mengapa Tuhan menguji orang baik dengan begitu keras??"
Belum genap setahun sejak kepergian Bokap lu. Cobaan sepertinya nggak pernah bosan menghampiri lu secara silih berganti ya. Tapi salutnya gua, lu nggak pernah nampakin itu di depan kita. Bahkan dalam kondisi nafas yang terponggah-ponggah sekalipun lu tetap bisa bercanda.
Kemarin gua tiba di rumah lu, Dut. Biasanya saat gua menginjakan kaki di sini. Lu sering menyambut gua dengan begitu hangat. Keramahan dan keceriaan langsung menyelimuti aura di sekeliling lu.
Tetapi hari ini begitu beda. Terasa ada yang kurang.
Rumah lu begitu sepi. Begitu pula kata tetangga sekitar lu. "Tetangga lu kangen tuh ngejamu pagi-pagi sama lu sambil ngegibah 🤣.."
Biasanya pagi gini semisal ada gua dan Toni. Lu selalu jadi yang pertama bangun dan sibuk di Dapur untuk ngurus sarapan dan membuatkan kita Kopi. Sometimes gua merasa lucu karena Lu memiliki pribadi Keibuan.
Lu masih ingat Spot ini kan??
Spot favorit semua orang. Lokasi yang menurut gua paling angker saat malam hari, tapi indah saat pagi hari.
Brian ngasih tahu gua kalau Ikan koi lu sudah 4 ekor yang mati. Si Caca pun setiap hari murung. Bahkan burung-burung Lovebird yang jumlahnya mencapai 30an biji pun sama sekali nggak terdengar kicauannya. Rumah ini seperti kehilangan semangatnya.
Sepertinya mereka merindukan sosok yang setiap Pagi selalu hadir menyapa.
"Apa kabar, Dut??"
Please comeback to us ya....
Ini sudah hari ke-3 sejak gua dapat kabar kalau lu masuk ruang ICU. Ini juga sudah hari ke-3 lu tanpa perkembangan. Lu terus drop setiap hari.
Entah sesakit apa yang lu rasakan. Kalau Tuhan mengizinkan. Kita bertiga setuju kok mengambil rasa sakit lu agar lu nggak berjuang sendirian.
Please, Do your best ya, Dut!! 😊